Minggu, 17 Februari 2013

Kata Serapan

Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum. Sebelum Ch. A. Van Ophuijsen menerbitkan system ejaan untuk bahasa Melayu pada tahun 1910, cara menulis tidak menjadi pertimbangan penyesuaian kata serapan. Umumnya kata serapan disesuaikan pada lafanya saja.

Meski kontak budaya dengan penutur bahasa-bahasa itu berkesan silih berganti, proses penyerapan itu ada kalanya pada kurun waktu yang tumpang tindih sehingga orang-orang dapat mengenali suatu kata serapan berasal dari bahasa yang mereka kenal saja.

Sabtu, 16 Februari 2013

Pembentukan Istilah dan Definisi

Pembentukan Istilah dan Definisi 
Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang dan yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
 
Syarat istilah yang baik:
  1. Paling tepat mengungkapkan konsep yang dimaksud.
  2. Paling singkat di antara pilihan yang ada.
  3. Bernilai rasa (konotasi) baik.
  4. Sedap didengar (eufonik).
  5. Bentuknya seturut kaidah bahasa Indonesia.


Secara umum, definisi dibagi menjadi dua bagian, yaitu definisi nominal (suatu persamaan kata yang tepat digunakan) dan definisi formal (definisi logis atau riel).

Penelitian Pengembangan/Development Research (2)

    Penelitian Pengembangan/Development Research 
                                              (2)
                                                  Written by Ari Julianto




B. Ciri Utama Penelitian dan Pengembangan
Borg and Gall (1983) menjelaskan empat ciri utama dalampenelitian dan pengembangan, yaitu:
1. Studying research findings pertinent to the product to be develop,
2. Developing the product base on this findings.
3. Field testing it in the setting where it will be used eventually,
4. Revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage.

Dari empat ciri utama R & D tersebut, memberikan gambaran bahwa ciri utama R & D adalah adanya langkah-langkah penelitian awal tekait dengan produk yang akan dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut kemudian produk pendidikan dirancang dan dikembangkan untuk kemudian diuji dan diperbaiki/direvisi.

C.Komponen Utama Penelitian Pengembangan (DR)Menurut Tim Puslitjaknov (2008), metode penelitian pengembangan memuat 3 komponen utama yaitu:
(1) Model pengembangan,
(2) Prosedur pengembangan,dan
(3) Uji coba produk.

D.Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan (R & D)Ada beberapa model penelitian pengembangan dalam bidang pendidikan. Disini hanya dikemukakan model Sugiyono dan model Borg and Gall.

1. Model SugiyonoMenurut Sugiyono (2011), langkah-langkah penelitian dan pengembangan ada sepuluh langkah antara lain
(1) Potensi dan masalah,
(2) Pengumpulan data,
(3) Desain produk,
(4) Validasi desain,
(5) Revisi desain,
(6) Ujicoba produk,
(7) Revisi produk,
(8) Ujicoba pemakaian,
(9) Revisi produk, dan
(10) Produksi missal.

2. Model Borg and Gall
Menurut Borg dan Gall (1989), pendekatan R & D dalam pendidikan meliputi sepuluh langkah.
1. Research and Information Collecting,
2. Planning,
3. Develop Preliminary of Product
4. Preliminary Field Testing,
5. Main Product Revision,
6. Main Field Test,
7. Operational Product Revision,
8. Operational Field Testing,
9. Final Product Revision,
10. Dissemination and Implementation.

Demikianlah pembahasan kali ini. Semoga bermanfaat. Amin.

Referensi
Borg, Walter R., & Gall, M.D. 1983. Educational research: An introduction. New York & London: Longman.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Tim Puslitjaknov. 2008. Metode Penelitian Pengembangan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Penelitian Pengembangan/Development Research (1)

    Penelitian Pengembangan/Development Research 
                                                     (1)
                                                             Written by Ari Julianto




A.Definisi Penelitian Pengembangan
Pada awalnya, metode penelitian dan pengembangan atau research and development (R & D) mulai diterapkan pada dunia industri. Sedangkan dalam bidang sosial dan pendidikan, peranan research and development masih sangat kecil dan kurang dari 1% dari biaya pendidikan secara keseluruhan. Hal ini dianggap sebagai salah satu alasan utama mengapa kemajuan dalam bidang pendidikan agak tertinggal jika dibandingkan dengan bidang lain.

Seperti yang dikemukakan oleh Borg and Gall (1983), Unfortunately, R & D still plays a minor role in education. Less than one percent of education expenditures are for this purpose. This is probably one of the main reasons why progress in education has logged for behind progress in other field.
Penelitian  dan pengembangan (R & D) adalah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah dari proses ini biasanya disebut sebagai siklus R & D, yang terdiri dari mempelajari temuan penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan ini, bidang pengujian dalam pengaturan di mana ia akan digunakan akhirnya , dan merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap mengajukan pengujian.

Dalam program yang lebih ketat dari R & D, siklus ini diulang sampai bidang-data uji menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi tujuan perilaku didefinisikan Seels dan Richey (1994) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai suatu pengkajian sistematik terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, kepraktisan, dan efektifitas.

Dalam praktiknya, ada beberapa versi penelitian dan pengembangan sesuai dengan para ahli masing-masing. Selain metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R & D), dikenal juga metode penelitian pengembangan atau Development Research (DR) yang hampir sama tetapi ada perbedaan. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan yang memadai tentang kedua jenis metode penelitian tersebut agar dapat melaksanakan penelitian dengan baik.

Akker (1999) mendeskripsikan penelitian pengembangan berdasarkan dua tujuan yakni Pengembangan prototipe produk Perumusan saran-saran metodologis untuk pendesainan dan evaluasi prototipe produk tersebut. Sedangkan Richey dan Nelson (2004) membedakan penelitian pengembangan atas dua tipe sebagai berikut.

1. Difokuskan pada pendesainan dan evaluasi atas produk atau program tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang proses pengembangan serta mempelajari kondisi yang mendukung bagi implementasi program tersebut.
2. Dipusatkan pada pengkajian terhadap program pengembangan yang dilakukan sebelumnya. Tujuan tipe kedua ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang prosedur pendesainan dan evaluasi yang efektif.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Produk yang dihasilkan antara lain: bahan pelatihan untuk guru, materi belajar, media, soal, dan sistem pengelolaan dalam pembelajaran.

Demikianlah pembahasan kali ini. Semoga bermanfaat. Amin.

Referensi
Borg, Walter R., & Gall, M.D. 1983. Educational research: An Introduction. New York & London: Longman.

Richey, R.C., Klein, J., & Nelson, W. 2004. Developmental research: Studies of instructional design and development. In D. Jonassen (Ed.) Handbook of Research for Educational Communications and Technology. Mahwah,NJ: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

Seels, B.B., & Richey, R.C. 1994. Instructional technology: The definition and domains of the field. Washington, DC: Association for Educational Communications and Technology.

van den Akker, J. (1999). Principles and methods of development research. In J. van den Akker, R. Branch, K. Gustafson, N. Nieveen, & T. Plomp (Eds.), Design approaches and tools in education and training. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers.

Tim Puslitjaknov. 2008. Metode Penelitian Pengembangan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Jumat, 15 Februari 2013

Pengertian Kata Umum dan Kata Khusus

Pengertian Kata Umum dan Kata Khusus
Kata umum adalah kata-kata yang pemakaian dan maknanya bersifat umum dan mencakup bidang yang luas, sedangkan kata yang khusus adalah kata-kata yang pemakaian dan maknanya terbatas pada suatu bidang tertentu.

Perubahan Makna Kata
Bahasa bersifat dinamis sehingga dapat menimbulkan kesulitan bagi pemakai yang kurang mengikuti perubahannya. Ketepatan suatu kata untuk mewakili atau melambangkan suatu benda, peristiwa, sifat, dan keterangan, bergantung pada maknanya, yaknin yang berhubungan antara lambang bunyi (bentuk/kata) dengan referennya.

Perubahan makna kata bukan hanya ditentukan oleh perubahan jaman (waktu), melainkan juga disebabkan oleh tempat bahasa itu tumbuh dan berkembang. Makna bahasa mula-mula dikenal oleh masyarakatnya, tetapi pada suatu waktu akan bergeser maknanya pada sutau wilayah yang lain masih mempertahankan makna aslinya.

Questions & Answers Relate to Research

      Questions & Answers Relate to Research
 
Suggested by Donald Ary, Lucy Cheser Jacobs and Chris Sorensen in Introduction to Research in Education..

1. A study investigated the difference in French grammar performance between high school freshmen taught by two different methods.
(a) What is the independent variable in this study?
(b) What is the dependent variable?
(c) What is not a variable?
Answers:(a) teaching method, (b) French grammar performance, (c) grade level of participants

2. Based on the title of each study, classify the following research as basic or applied:
a. The Effect of RNA (Ribonucleic Acid) Injections on the Transfer of Skills from Trained Animals to Untrained Animals
b. Outcomes of a Remedial Arithmetic Program
c. Conditioning as a Function of the Interval between the Conditioned and Original Stimulus
d. Teaching Geometry to Cultivate Reflective Thinking: An Experimental Study
Answers
a. Basic
b. Applied
c. Basic
d. Applied

3. In a study designed to determine the effect of varying amounts of sleep deprivation on the learning of nonsense syllables, identify the following:
a. What is the independent variable?
b. What is the dependent variable?
Answers
a. Amount of sleep deprivation
b. Number of nonsense syllables learned

4. Consider the following characteristics of a research study. Indicate whether each one is most likely (1) quantitative research or (2) qualitative research.
a. Researcher is objective and detached from participants
b. Develops hypotheses after data have been collected
c. Uses induction to analyze data
d. Uses large representative samples of individuals
e. Uses narrative descriptio
Answers
a. 1
b. 2
c. 2
d. 1
e. 2

5. A principal wants to know if it is beneficial to keep class sizes small in kindergarten to grade 2. Write an appropriate research question designed to answer this question.
Answers
What is the effect of class size in grades K–2 on students’ academic performance?

6. What are the purposes of the hypothesis in research?
Answer
The purposes of hypotheses are to provide a tentative proposition suggested as a solution
to a problem or as an explanation of some phenomenon, stimulate research, provide a
relational statement that is directly testable, and provide direction for research

7. What is the difference between an inductive and a deductive hypothesis?
Answers
With an inductive hypothesis, the researcher makes observations of relationships and then hypothesizes an explanation for the observed behavior. With a deductive hypothesis, the researcher formulates a hypothesis based on known theory, accompanied by a rationale for the particular proposition.

8. What is the difference between random selection and random assignment? How are they related to internal and external validity?
Answers
Random selection is using a chance procedure to draw a sample from population. Because it addresses the question of how well results drawn from a sample can be generalized to the population from which the sample was drawn, it is a strategy for increasing external validity. Random assignment is using a chance procedure to assign the subjects available for an experiment to treatment. It is a strategy for increasing internal validity.

9. From a group of students enrolled in social studies in a high school, a researcher randomly selected 60 students. The students were then divided into two groups by random assignment of 30 to group A, the traditional social studies curriculum, and 30 to group B, a new program designed to deal with the history of certain ethnic groups. The two groups were compared at the end of the semester on a scale designed to measure attitudes toward ethnic groups.In this study, identify the following:
a. Independent variable
b. Dependent variable
c. Control group
d. Experimental group
e. Method(s) used to control for differences
between the groups
f. Research design used
g. Any threats to internal validity
Answers
a. Type of social studies curriculum
b. Scores on an ethnic attitude scale
c. Group A, the present curriculum
d. Group B, the curriculum with ethnic history
e. Random selection of the sample from the population and random assignment of
the sample to the experimental and control groups
f. Design 3, the randomized subjects, posttest only control group design
g. In the event that randomization does not control for initial group differences, there is no pretest to use to check if there are differences in attitudes before the study.

10. Examine the following research topics and decide whether experimental research, ex post facto research, or correlational research is the appropriate research design for each one:
a. The effect of parents’ divorce on the achievement motivation of the children
b. The effect of a specifi c program of vocabulary instruction on social studies achievement
c. The relationship between self-esteem and grade point average
d. The effect of phonics instruction on the reading grade level of fourth-grade students
e. The relationship between the verbal aptitude scores of identical twins f. The relationship between preschool attendance or nonattendance and academic achievement in fi rst-graders
Answers
a. Ex post facto research
b. Experimental research
c. Correlational research
d. Experimental research
e. Correlational research
f. Ex post facto research

Well, hopefully today's posting will be useful for all of us. Amien.

Kamis, 14 Februari 2013

Makna Kata dan Jenisnya

Makna Kata dan Jenisnya
Kata yang merupakan satuan bebas terkecil mempunyai dua aspek, yakni aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi atau makna. Bentuk bahasa adalah sesuatu yang dapat dicerna oleh pancaindera, baik didengar maupun dilihat. Isi atau makna adalah segi yang menimbulkan reaksi atau respon dalam pikiran pendengar atau pembaca karena rangsangan atau stimulus aspek bentuk tadi. Kalau seseorang berkata, “pergi!” kepada kita, maka akan timbul reaksi dalam pikiran kita diam sekarang. Dengan demikian, kata pergi merupakan bentuk atau ekspresi dan isinya atau maknanya merupakan reaksi seseorang atas perintah tadi.

Wujud reaksi itu bermacam-macam yakni berupa tindakan atau perilaku, berupa pengertian, serta berupa pengertian dan tindakan. Hal ini bergantung pada apa yang didengarnya, dengan kata lain respon akan muncul berdasarkan stimulusnya. Dalam komunitas tidak hanya berhadapan dengan kata, tetapi juga berhadapan dengan serangkaian kata yang mengusung amanat. Dengan demikian, ada beberapa unsur yang terkandung dalam ujaran itu yaitu: pengertian, perasaan, nada, dan tujuan. Keempat unsur ini merupakan usaha untuk memahami makna. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat bahan satu persatu.

  1. Pengertian merupakan landasan dasar untuk menyampaikan sesuatu kepada pendengar atau pembaca dengan mengharapkan suatu perilaku;
  2. Perasaan merupakan ekspresi pembicara terhadap pembicaranya, hal ini berhubungan dengan nilai rasa terhadap hal yang dikatakan pembicara;
  3. Nada mencakup sikap pembicara atau penulis kepada pendengar pembacanya; dan
  4. Tujuan yaitu sesuatu yang ingin dicapai oleh pembicara atau penulis.

Makna kata merupakan hubungan antara bentuk dengan sesuatu yang diwakilinya atau hubungan lambang bunyi dengan sesuatu yang diacunya. Kata kuda merupakan bentuk atau ekspresi “sesuatu yang diacu oleh kata kuda” yakni “seekor binatang yang tinggi-besar, larinya kencang dan biasa ditunggangi”. Kedua istilah yang disebut referen. Hubungan antara bentuk dan referen akan menimbulkan makna atau referensi.

Makna kata pada umumnya terbagi atas dua macam yakni makna denotatif dan makna konotatif. Kata-kata yang bermakna denotatif biasa digunakan dalam bahasa ilmiah yang bersifat lugas dan tidak menimbulkan interpretasi tambahan. Makna denotatif disebut juga dengan istilah; makna denatasional, makna kognitif, makna konseptual, makna ideasional, makna referensial, atau makna proposional (Keraf, 2008: 208). Disebut makna denotasional, konseptual, referensial dan ideasional, karena makna itu mengacu pada referen, konsep atau ide tertentu dari suatu referen. Disebut makna kognitif karena makna itu berhubungan dengan kesadaran, pengetahuan dan menyangkut rasio manusia.

Karena adanya bermacam-macam makna, maka penulis harus berhati-hati dalam memilih kata yang digunakan. Sebenarnya memilih kata-kata bermakna denotatif lebih mudah daripada memilih kata-kata bermakna konotatif. Seandainya ada kesalahan dalam penulisan denotasi, mungkin karena adanya kekeliruan disebabkan oleh kata-kata yang mirip karena masalah ejaan. Kata-kata yang mirip itu seperti: gajih-gaji, darah-dara, interferensi-interfensi, dan bawah-bawa. Untuk lebih jelasnya, makna denotatif dapat dibedakan menjadi dua macam hubungan antara sebuah kata dengan barang individual yang diwakilinya. Kedua, hubungan sebuah kata dengan ciri-ciri atau perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya.

Makna konotatif atau sering juga disebut makna kiasan, makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluative. Makna konotatif adalah sebuah jenis makna dimana stimulus dan respons mengandung nilai-nilai emosional. Kata-kata yang bermakna konotatif atau kiasan biasanya dipakai pada pembicaraan atau karangan non ilmiah, seperti: berbalas pantun, peribahasa, lawakan, drama, prosa, puisi, dan lain-lain. Karangan nonilmiah sangat mementingkan nilai-nilai estetika. Nilai estetika dibangun oleh bahasa figuratif dengan menggunakan kata-kata konotatif agar penyampaian pesan atau amanat itu terasa indah. Pada karangan ini kurang memperhatikan keakuratan informasi dan kelogisan makna. Dalam menyampaikan pesan ada dua macam cara. Pertama, penyampaian pesan secara langsung. Penyampaian pesan secara langsung hampir sama dengan penyampaian pesan (informasi) dalam karangan tidak langsung harus menggunakan bahasa figuratif dalam kata-kata konotatif.

Kita tidak akan bisa langsung memahami pesan atau amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang kalau tidak mempunyai kemampuan mengapresiasinya.